Selasa 24 Jan 2023 20:11 WIB

Analisis Sekber Gerindra-PKB: Koalisi Semakin Serius Usai Buntunya Komunikasi dengan PDIP

Sekber Gerindra-PKB jadi simbol keseriusan koalisi menuju Pemilu dan Pilpres 2024.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar saat peresmian Sekretatiat Bersama (Sekber) di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (23/1/2023). Sekber tersebut merupakan bentuk optimisme kedua partai dalam menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024. Selain itu juga wujud implementasi dari kerjasama politik yang sudah diputuskan dan disepakati.
Foto: Republika/Prayogi.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar saat peresmian Sekretatiat Bersama (Sekber) di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (23/1/2023). Sekber tersebut merupakan bentuk optimisme kedua partai dalam menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024. Selain itu juga wujud implementasi dari kerjasama politik yang sudah diputuskan dan disepakati.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Febrian Fachri, Amri Amrullah

Sekretariat Bersama (Sekber) Gerindra dan Partai Kebangkita Bangsa (PKB) pada Senin (23/1/2023) diresmikan oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar. Sekber yang berlokasi di kawasan Menteng, Jakarta itu menjadi simbol keseriusan koalisi antarkedua partai menghadapi Pemilu 2024.

Baca Juga

"Hari ini adalah suatu bukti bahwa kerja sama kita solid, tekad kita solid, semangat kita tinggi, optimisme kita besar, keyakinan kita besar, kita akan maju ke rakyat untuk membela kepentingan rakyat," ujar Prabowo di Sekber Partai Gerindra-PKB, Jakarta, Senin.

Sekber juga merupakan bentuk tindak lanjut Partai Gerindra dan PKB yang telah resmi meneken kerja sama pada Agustus 2022. Konsolidasi keduanya terus dilakukan sejak deklarasi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.

"Masing-masing partai konsolidasi ke dalam untuk menyongsong, menghadapi kewajiban kita semua, kewajiban warga negara Indonesia semua, yaitu kewajiban kontitusional," ujar Prabowo.

 

Adapun, Muhaimin smengatakan, Sekber diresmikan pada 23 Januari 2023 yang bertepatan dengan 1 Rajab 1445 Hijriyah. Tanggal tersebut merupakan momentum berbenah dan bersiap dalam menghadapi Ramadhan.

"PKB dan Gerindra saling percaya adalah kekuatan yang bisa diamanati untuk menata Indonesia menjadi lebih baik melanjutkan kesuksesan yang ada dan melompat lebih maju lagi," ujar Muhaimin.

Bagi analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, peresmian Sekber Gerindra dan PKB mencerminkan keseriusan koalisi dibandingkan dengan poros lain seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Perubahan. Sebagai informasi, KIB merupakan koalisi Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sedangkan Koalisi Perubahan merupakan poros pendukung Anies Baswedan sebagai bakal  yang berisikan Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat. 

"Ya, kalau udah punya sekber berarti Gerindra-PKB terlihat lebih serius dibandingkan KIB dan Koalisi Perubahan dalam membangun koalisi. Koalisi Perubahan masih sibuk tarik menarik siapa yang bakal menjadi cawapres Anies. Sedangkan KIB masih ragu dan bingung menentukan kandidat dari ketua umum parpol," kata Arifki, melalui siaran pers yang diterima Republika, Selasa (24/1/2023). 

KIB sampai sekarang masih belum mendeklarasikan siapa bakal capres dan cawapres yang akan diusung. Lalu, Koalisi Perubahan bahkan belum secara resmi menandatangani kesepakatan koalisi dan belum menentukan siapa cawapres yang akan mendampingi Anies. 

Arifki melihat Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya berkemungkinan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres dan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres. Prabowo menurut Arifki, selain mempertimbangkan ambang batas pencalonan, menggaet Cak Imin juga bertujuan menambah lumbung suara di Jawa Timur. 

Tetapi, kendala bila menggaet Cak Imin adalah elektabilitas Ketum PKB tersebut yang masih rendah. Walau bagaimanapun, menurut Arifki, seorang capres harus mempertimbangkan elektabilitas cawapres yang akan mendampinginya. 

Apalagi suara Prabowo kemungkinan akan berkurang bila Anies Baswedan maju menjadi capres. Karena banyak analis menyebutkan bahwa basis pemilih Anies hampir mirip dengan pemilih Prabowo. 

"Gus Muhaimin sepertinya harga mati untuk menjadi cawapres dari PKB karena kesempatan ini yang ditunggu-tunggunya selama ini. Tetapi, Prabowo maju sebagai capres sekadar mencari dampak efek ekor jas pemilu serentak untuk Gerindra atau langkah konkret untuk menang Pilpres. Jika tujuannya yang terakhir, saya pikir penentuan cawapres bakal dilematis," ujar Arifki.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam mengatakan ada beberapa indikasi kenapa akhirnya Partai Gerindra memutuskan membuat kantor Sekber bersama PKB. Salah satu indikasinya, kata dia adalah buntunya komunikasi politik yang diupayakan Partai Gerindra kepada PDI Perjuangan.

Indikasi pertama, menurut dia, buntunya komunikasi politik antara Gerindra dan PDIP yang belakangan ini mengusik kerukunan Gerindra-PKB. Celah koalisi PDIP-Gerindra sudah membuat Prabowo kepincut, karena mesin partai lebih efektif, dukungan kekuasaan lebih konkret, dan potensi menangnya yang lebih besar.

"Namun, kebuntuan PDIP-Gerindra itu tidak lepas dari ketidakmampuan kedua partai untuk mengelola ego dan ekspektasi, karena masing-masing menginginkan posisi capres. Sehingga, negosiasi buntu," jelas Umam kepada wartawan, Selasa (24/1/2023).

Kedua, lanjut dia, peresmian Sekber Gerindra-PKB ini mengindikasikan sudah adanya restu Presiden Jokowi. Karena setelah kian tidak jelasnya rencana pencapresan Ganjar lewat PDIP, yang ternyata juga mengunci langkah strategis Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Restu Jokowi itu memberikan angin segar bagi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, yang belakangan sudah 'diancam' oleh pihak tertentu untuk tidak maju di Pilpres 2024.

"Karena itu, memberikan restu bersatunya Gerindra-PKB bisa menjadi sekoci bagi Jokowi, sembari memainkan strategi dua kaki dengan mendukung tokoh yang diusung oleh PDIP nantinya," terangnya.

Ketiga, sambung Umam, deklarasi Sekber Gerindra-PKB ini mengindikasikan adanya kesiapan perlawanan terbuka kepada PDIP, yang hingga kini sama sekali tidak membuka ruang negosiasi lebih lanjut. Terlebih lagi, deklarasi Sekber Gerindra-PKB yang direstui Jokowi ini dideklarasikan tepat pada tanggal 23 Januari, yang bertepatan dengan hari ulang tahun Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Ini artinya, genderang perang psikologi politik sudah mulai ditabuh, dan langkah awal perlawanan terhadap partai pimpinan koalisi pemerintahan saat ini telah disiapkan, dengan cara mengusik psikologi Megawati di hari bahagia ulang tahunnya," paparnya.

Ke depan, Umam menilai, dinamika politik ini akan semakin menarik. Karena dengan adanya Sekber Gerindra-PKB akan menambah dinamisasi proses pencalonan jelang Pilpres 2024, dan tampaknya akan mempercepat proses pembentukan peta koalisi-koalisi yang lain.

In Picture: Prabowo dan Muhaimin Resmikan Sekber Gerindra-PKB

photo
 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement